Rabu, 10 November 2010

Kami Bersumpah

Kami bersumpah…
Atas nama pemuda
Kami bersumpah…
Atas nama Indonesia

Kami bersumpah…
Di hadapan Sang Pencerah
Kami bersumpah…
Di bawah cucuran darah

Ini adalah sumpah
Sumpah kami untuk bersatu
Ini adalah sumpah
Sumpah kami yang tetap satu

Bukan fiksi bukan pula imajinasi
Hanya janji di dalam hati
Janji yang tak pernah mati
Mati pun terukir di prasasti

Kami bersumpah..
Bertumpah darah satu

Kami bersumpah..
Berbangsa yang satu
 
Kami bersumpah…
Berbahasa satu

KAMI BERSUMPAH...

Ksatria Biasa

Angin semilir berhembus
Membawa kabar yang kuharap bagus
Ayahku membaca surat wasiat
Seketika hatiku ikut tersayat

Aku berusaha tersenyum
Namun hatiku galau
Mereka berempat telah selesai
Sedangkan aku masih kacau

Aku hanyalah ksatria biasa
yang memiliki keinginan luar biasa
Aku hanyalah ksatria biasa
yang usianya masih belia

Tunggu saja..
Akan kutebas kalian dengan pedangku

Tunggu saja..
Akan kurebut kembali tahtaku yang engkau curi

Namun…
Pedangku masih tumpul
Pedangku masih pendek
Pedangku masih lemah

Tapi tak apa..
Enam bulan adalah waktu yang cukup
Akan kuasah pedangku
Lalu aku kan menjadi ksatria tangguh

Aku berjanji..
Sebagai lelaki sejati

Ini

Ini bukan harmoni
Ini bukan melodi
Ini bukan simfoni
Ini puisi

Ini bukan imajinasi
Ini bukan fiksi
Ini bukan kreasi
Ini curahan hati

Aku bagai terumbu karang
Makin hari makin terbuang
Aku bagai batu koral
Yang nasibnya selalu sial

Ingin rasanya bunuh diri
Bunuh diri lalu mati
Ingin rasanya mati
Mati lalu pergi

Ah, tak apa..
Aku memang tidak punya segalanya
Aku memang tidak punya apa-apa
Aku memang bukan siapa-siapa

Namun..

Aku akan berusaha
Berusaha lalu bisa
Aku harus bisa
Bisa lalu berkuasa

Karena aku masih punya ”ini”

Ini bukan puisi lama
Ini bukan kata pujangga
Ini bukan hiperbola
Ini cinta